Ketika Masyarakat Mulai Galau
in
Soft Skill IBD
- on 3/10/2012
- No comments
Akhir – akhir ini banyaknya aksi kejahatan atau tindakan – tindakan kriminallitas yang semakin merajarela. Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi tindakan tersebut, tapi paling sering kita dengar adalah faktor ekonomi. Memang di Negara Indonesia ini masih banyak rakyatnya yang pendapatan masih di bawah rata-rata. Dan hal ini menimbulkan kebudayaan-kebudayaan baru tapi lebih cendrung bersifat negatif, di antaranya pencurian, perampokan, penjambretan dan masih banyak lagi.
Disini kita ambil contoh kasus perampokan yang masih hangat di ingatan kita yang terjadi di ciputat seperti yang di kutip oleh kompas.com. Kepolisian Daerah Metro Jaya masih mengejar 11 orang tersangka kasus perampokan toko emas Pasar Ciputat, Tangerang Selatan. Adapun 11 orang lainnya sudah diamankan di beberapa lokasi pelarian, seperti Serang Banten, Palembang Sumatera Selatan, dan Bandung Jawa Barat.
Modus yang dilakukan para pelaku adalah mendatangi toko saat waktu shalat jumat. Mereka menodongkan senjata api kepada para penjaga toko emas, lalu menembakannya ke dalam toko. Setelah itu, para pelaku memecahkan kaca dengan martil, mengambil perhiasan, lantas melarikan diri.
Dan menurut informasi yang dinyatakan langsung oleh Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol. Rikwanto bahwa motif sementara perampokan toko emas di ciputan itu di landasi faktor ekonomi.
Disini semakin jelas demam galau di Negara Indonesia tidak hanya menyerang para kaum remaja tapi sudah sampai masyarakat yang sudah berumur juga. Hal ini menandakan adanya kebudayaan-kebudayaan baru yang cendrung besifat negatif yang mengarah pada tindakan kriminal. Ekonomi sebagai alas utama bagi para pelaku, kenapa bisa begitu?? Mungkin karena lapangan kerja yang tidak memadai yang mengakibatkan pengangguran semakin banyak. Yah beginilah masyarakat kita jika terkena efek galau, menghalalkan segala cara untuk kepentingan pribadi dan kelompok.
Sedikit saran dari saya jika kita galau dengan keadaan ekonomi diri sendiri atau keluarga , hal yang negatif bukan lah jalan keluar sesungguhnya. Tapi cobalah terbuka dengan pikiran – pikiran yang positif agar kita tidak salah melangkah nantinya.
Referensi : Kompas.com , inilah.com
Post a Comment